Selasa, 07 Mei 2013

Rangkuman Buku IBD part 2 (Bab 6-11)




BAB VI ( MANUSIA DAN PENDERITAAN )
A.    PENGERTIAN PENDERITAAN 
Penderitaan berasal dari kata derita. Kata derita berasal dari bahasa sansekerta dhra artinya menahan atau menaggung. Derita artinya menaggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan. Penderitaan itu dapat lahir atau batin, atau lahir batin.
Penderitaan termasuk realitas dunia dan manusia. Intensiatas penderitaan bertingkat- tingkat, ada yang berat ada juga yang ringan. Namun peranan individu juga menentukan berat- tindaknya intensitas penderitaan. Suatu peristiwa yang dianggap penderitaan oleh seseorang belum tentu merupakan penderitaan bagi orang lain. Dapat pula suatu penderitaan merupakan energi untuk bangkit bagi seseorang, atau sebagai langkah awal untuk mencapai kenikmatan dan kebahagiaan.
B.    SIKSAAN 
Siksaan dapat diartikan sebagai siksaan badan atau jasmani, dan dapat juga berupa siksaan jiwa atau rokhani. Akibat siksaan yang dialami seseorang, timbullah penderitaan.  Siksaan yang sifatnya psikis misalnya kebimbangan, kesepian dan ketakutan.
1.    Kebimbangan dialami oleh seseorang bila ia  pada suatu saat tidak dapat menentukan pilihan mana yang akan diambil. Misalnya pada suatu saat apakah seseorang yang bimbang itu pergi atau tidak, siapakah dari kawannya yang akan dijadikan pacar tetapnya. Akibat dari kebimbangan seseorang berada dalam keadaan yang tidak menentu, sehingga ia merasa tersiksa dalam hidupnya saat itu. Bagi orang yang lemah berpikirnya, masalah kebimbangan akan lam dialami, sehingga siksaan itu berkepanjangan. Tetapi bagi orang ynag kuat berpikirnnya ia akan cepat mengambil suatu keputusan, sehingga kebimbangan akan cepat dapat diatasi.
2.    Kesepian dialami oleh seseorang merupakan rasa sepi dalam dirinya sendiri atau jiwanya walaupun ia dalam lingkungan orang ramai. Kesepian ini tidak boleh dicampur adukkan dengan keadaan sepi seperti yang dialami oleh petapa atau biarawan yang tinggalnya di tempat yang sepi. Tempat mereka memang sepi tapi hati mereka tidak sepi. Kesepian juga merupakan salah satu wujud dari siksaan yang dapat dialami oleh seseorang.
3.    Ketakutan merupakan bentuk lain yang dapat menyebabkan seseorang mengalami siksaan batin. Bila rasa takut itu dibesar- besarkan yang tidak pada tempatnya, maka disebut sebagai phobia. Pada umumnya orang memiliki satu atau lebih phobia ringan seperti takut pada tkus, ular, serangga dan lain sebagainya. Tetapi pada sementara orang ketakutan itu sedemikian hebatnya sehingga sangat mengganggu. Seperti pada kesepian, ketakutan dapat juga timbul atau dialami seseorang walaupun lingkungannya ramai, sebab ketakutan merupakan hal yang sifatnya psikis. Banyak sebab yang menjadikan seseorang merasa ketakutan, antara lain :
a.    Claustrophobia dan Agoraphobia
Claustrophobia adalah rasa takut terhadap ruangan tertutup. Agoraphobia adalah ketakutan yang disebabkan seseorang berada di tempat terbuka.
b.    Gemang
Merupakan ketakutan bila seseorang di tempat yang tinggi. Hal itu disebabkan, karena ia takut akibat berda di tempat yang tinggi.
c.    Kegelapan
Merupakan suatu ketakutan seseorang bila ia berada di tempat yang gelap. Sebab dalam pikirannya dalam kegelapan demikian akan muncul sesuatu yang di takuti, misalnya setan, pencuri. Orang yang demikian menghendaki agar ruangan tempat tidur selalu dinyalakan lampu yang terang.
d.    Kesakitan
Merupakan ketakutan yang disebabkan oleh rasa sakit yang akan dialami. Seseorang yang takut diinjeksi sudah berteriak- teriak sebelum jarum injeksi ditusukan ke dalam tubuhnya. Hal itu disebabkan karena dalam pikirannya semua akan menimbulkan kesakitan.
e.    Kegagalan
Merupakan ketakutan dari seseorang disebabkan karena merasa bahwa apa yang akan dijalankan mengalami kegagalan. Seseorang yang patah hati tidak mudah untuk bercinta kembali, karena takut dalam percintaan berikutnya juga akan terjadi kegagalan, trauma yang pernah dialaminya telah menjadikan dirinya ketakutan kalau sampai terulang lagi.
Apa yang membuat seseorang menjadi phobia ?
Ahli- ahli medis mempunyai pendapat yang berbeda- beda dan banyak penderitaan yang mempunyai teori tentang asal mula dari ketakutan mereka. Kebanyakan phobianya dimulai dengan suatu schock emosional atau suatu tekanan pada waktu tertentu, misalnya pekerjaan baru, kematian dalam keluarga, suatu operasi atau sakit yang serius. Beberapa penderita mengatakan bahwa mereka memang merasa gelisah dan tertekan sejak masih kanak- kanak, tetapi phobia juga dapat berkembang dalam diri orang- orang yang kelihatannya tenang dan mantap.
Umumnya ada dua aliran tentang penyebab phobia. Ahli- ahli ilmu jiwa cenderung berpendapat bahwa phobia adalah suatu gejala dari problema psikologis yang dalam, yang harus ditemukan, dihadapi, dan ditaklukan sebelum phobianya akan hilang. Sebaliknya ahli- ahli yang merawat tingkah laku percaya bahwa suatu phobia adalah problemanya dan tidak perlu menemukan sebab- sebabnya supaya mendapatkan perawatan dan pengobatan. Kebanyakan ahli- ahli setuju bahwa tekanan dan ketegangan disebabkan oleh karena sipenderita hidup dalam keadaan ketakutan terus menerus, membuat keadaan sipenderita sepuluh kali lebih parah.
C.    KEKALUTAN MENTAL
Penderitaan bati dalam ilmu psikologi dikenal sebagai kekalutan mental. Secara lebih sederhana kekalutan mental dapat dirumuskan sebagai gangguan kejiwaan akibat ketidakmampuan seseorang menghadapi persoalan yang harus diatasi sehingga yang bersangkutan bertingkah secara kurang wajar.
Gejala- gejala permulaan bagi seseorang yang mengalami kekalutan mental adalah :
a.    Nampak pada jasmani yang sering merasakan pusing, sesak napas, demam, nyeri pada lambung.
b.    Nampak pada kejiwaannya dengan rasa cemas, ketakutan, patah hati, apatis, cemburu, mudah marah.
Tahap- tahap gangguan kejiwaan adalah :
a.    Gangguan kejiwaan nampak dalam gejala- gejala kehidupan si penderita baik jasmani maupun rokhani.
b.    Usaha mempertahankan diri dengan cara negatif, yaitu mundur atau lari, sehingga cara bertahan dirinya salah; pada orang yang tidak menderita gangguan kejiwaan bila menghadapi persoalan, justru lekas memecah problemnya, sehingga tidak menekan perasaannya. Jadi bukan melarikan diri dari persoalan, tetapi melawan atau memecah persoalan.
c.    Kekalutan merupakan titik patah (mental breakdown) dan yang bersangkutan mengalami gangguan.
Sebab- sebab timbulnya kekalutan mental, dapat banyak disebutkan antara lain sebagai berikut :
a.    Kepribadian yang lemah akibat kondisi jasmani atau mental yang kurang sempuena ; hal- hal tersebut sering menyebabkan yang bersangkutan merasa rendah diri yang secara berangsur- angsur akan menyudutkan kedudukannya dan menghancurkan mentalnya.
b.    Terjadinya konflik sosial budaya akibat norma berbeda antara yang bersangkutan dengan apa yang ada dalam masyarakat, sehingga ia tidak dapat menyesuaikan diri lagi.
c.     Cara pematangan batin yang salah dengan memberikan reaksi yang berlebihan terhadap kehiduapn sosial.
Proses- proses kekalutan mental yang dialami oleh seseorang mendorongnya kearah
a.    Positif : trauma (luka jiwa) yang dialami dijawab secara baik sebagai usaha agar tetap survive dalam hidup, misalnya melakukan shalat tahajut waktu malam hari untuk memperoleh ketenangan dan mencari jalan keluar untuk mengatasi kesulitan yang dihadapinya, ataupun melakukan kegiatan yang positif setelah kejatuhan dalam kehidupan.
b.    Negaif : trauma yang dialami diperlarutkan atau dipertuturkan, sehingga yang bersangkutan mengalami frustasi, yaitu tekanan batin akibat tidak tercapainya apa yang diinginkan. Bentuk frustasi antara lain :
1.    Agresi berupa kemarahan yang meluap- meluap akibat emosi yang tidak terkendali dan secara fisik berakibat mudah terjadinya hypertensi (tekanan darah tinggi) atau tindakan sadis yang dapat membahayakan orang sekitarnya.
2.    Regresi adalah kembali pada pola reaksi yang primitif atau kekanak- kanakan (infantil).
3.    Fiksasi adalah peletakan atau pembatasan pada satu pola yang sama.
4.    Proyeksi merupakan usaha melemparkan atau memproyeksikan kelemahan dan sikap- sikap sendiri yang negatif pada orang lain.
5.    Identifikasi adalah menyamakan diri dengan seseorang yang sukses dalam imaginasinya.
6.    Narsisme adalah self love yang berlebihan, sehingga yang bersangkutan merasa dirinya lebih superior daripada orang lain.
7.    Autisme adalah gejala menutup diri secara total dari dunia riil, tidak mau berkomunikasi dengan orang lain, ia puas dengan fantasinya sendiri yang dapat menjurus ke sifat yang sinting.
Penderita kekalutan mental banyak terdapat dalam lingkungan seperti :
1.    Kota- kota besar
2.    Anak- anak muda usia
3.    Wanita
4.    Orang yang tidak beragama
5.    Orang yang terlalu mengejar materi
D.     PENDERITAAN DAN PERJUANGAN 
Setiap manusia mengalami penderitaan, baik berat ataupun ringan. Penderitaan adalah bagian kehidupan manusia yang bersifat kodrati. Karena itu terserah kepada manusia itu sendiri untuk berusaha mengurangi penderitaan itu semaksimal mungkin, bahkan menghindari atau menghilangkan sama sekali. Manusia adalah mahluk berbudaya, dengan budaya itu ia berusaha mengatasi penderitaan yang mengancam atau dialaminya. Hal ini membuat manusia itu kreatif, baik bagi penderita sendiri maupun bagi orang lain yang melihat atau mengalami penderitaan.
Pembebasan dari penderitaan pada hakekatnya meneruskan kelangsungan hidup. Caranya ialah berjuang menghadapi tantangan hidup dalam alam lingkungan, masyarakat sekitar, dengan waspada, dan disertai doa kepada Tuhan supaya terhindar dari bahaya dan malapetaka.
E.    PENDERITAAN, MEDIA MASA DAN SENIMAN 
Dalam dunia modern sekarang ini kemungkinan terjadi penderitaan itu lebih besar. Hal ini telah dibuktikan oleh kemajuan teknologi dan sebagainya menyejahterkan manusia dan sebagian lainnya membuat manusia menderita. Penciptaan bom atom, rektor nuklir, pabrik senjata, peluru kendali, pabrik bahan kimia merupakan sumber peluang terjadinya penderitaan manusia. Hal ini sudah terjadi seperti bom atom di Hirosyima dan Nagasaki, kebocoran reaktor nuklir di Unisovyet, kebocoran gas beracun di India, penggunaan peluru kendali dalam perang Irak. Beberapa sebab lain yang menimbulkan penderitaan manusia ialah kecelakaan, bencana alam, bencana perang, dan lain- lain.
Media masa merupakan alat yang paling tepat untuk mengkomunikasikan peristiwa- peristiwa penderitaan manusia secara cepat kepada masyarakat. Dengan demikian masyarakat dapat segera menilai untuk menentukan sikap antara manusia terutama bagi yang merasa simpati. Tetapi tidak kalah pentingnya komunikasi yang dilakukan para seniman melalui karya seni, sehingga para pembaca, penontonya dapat menghayati penderitaan sekaligus keindahan karya seni.
F.    PENDERITAAN DAN SEBAB- SEBABNYA
Apabila kita kelompokkan secara sederhana berdasarkan sebab- sebab timbulnya penderitaan, maka penderitaan manusia dapat diperinci sebagai berikut :
a.    Penderitaan yang timbul karena perbuatan buruk manusia
Penderitaan yang menimpa manusia karena perbuatan buruk manusia dapat terjadi dalam hubungan sesama manusia dan hubungan manusia dengan alam sekitarnya. Penderitaan ini disebut nasib buruk. Nasib buruk ini dapat diperbaiki manusia supaya menjadi baik. Dengan kata lain, manusialah yang dapat memperbaiki nasibnya. Perbedaan nasib buruk dan takdir, Tuhan yang menentukan sedangkan nasib buruk itu manusia penyebabnya.
b.    Penderitaan yang timbul karena penyakit, siksaan/ ajab Tuhan
Penderitaan manusia dapat juga terjadi akibat penyakit atau siksaan / azab Tuhan. Namun kesabaran, tawakal, dan optimisme dapat merupakan usaha manusia untuk mengatasi penderitaan itu.
G.    PENGARUH PENDERITAAN
Orang yang mengalami penderitaan mungkin akan memperoleh pengaruh yang bermacam- macam dan sikap dalam dirinya. Sikap yang timbul dapat berupa sikap positif ataupun sikap negatif. Sikap negatif misalnya penyesalan karena tidak bahagia, sikap kecewa, putus asa, ingin bunuh diri. Kelanjutan dari sikap negatif ini dapat timbul sikap anti, misalnya anti kawin atautidak mau kawin, tidak punya gairah hidup.
Sikap positif yaitu sikap optimis mangatasi penderitaan hidup, bahwa hidup bukan rangkaian penderitaan, melainkan perjuangan membebaskan diri dari penderitaan, dan penderitaan itu adalah hanya bagian dari kehidupan. Sikap positif biasanya kreatif, tidak mudah menyerah, bahkan mungkin timbul sikap keras atau sikap anti, misalnya anti kawin paksa, ia berjuang menentang kawin paksa, ia berjuang menentang kekerasan, dan lain- lain.
BAB VII ( MANUSIA DAN KEADILAN )
A.    PENGERTIAN KEADILAN 
Menurut pendapat yang lebih umum dikatakan bahwa keadilan itu adalah pengakuan dan perlakuan yang seimbang antara hak dan kewajiban. Keadilan terletak pada keharmonisan menuntut hak dan menjalankan kewajiban. Atau dengan kata lain, keadilan adalah keadaan bila setiap orang memperoleh apa yang menjadi haknya dan setiap orang memperoleh bagian yang sama dari kekayaan bersama.
Berdasarkan kesadaran etis, kita diminta untuk tidak hanya menuntut hak dan lupa menjalankan kewajiban. Jika kita hanya menuntut hak dan lupa menjalankan kewajiban, maka sikap dan tindakan kita akan mengarah pada pemerasan dan memperbudak orang lain. Sebaliknya jika kita hanya menjalankan kewajiban dan lupa menuntut hak, maka kita akan mudah diperbudak atau diperas oleh orang lain.
B.    KEADILAN SOSIAL
Untuk mewujudkan keadilan sosial itu, diperinci perbuatan dan sikap yang perlu dipupuk, yakni :
1.    Perbuatan luhur yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan.
2.    Sikap adil terhadap sesama, menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban serta menghormati hak- hak orang lain.
3.    Sikap suka memberi pertolongan kepada orang yang memerlukan.
4.    Sikap suka bekerja keras.
5.    Sikap menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat untuk mencapai kemajuan dan kesejahteraan bersama.
Asas yang menuju keadilan sosial itu akan dituangkan dalam berbagai langkah dan kegiatan, antara lain melalui delapan jalur pemerataan, yaitu :
1.    Pemerataan pemenuhan kebutuhan pokok rakyat khususnya pangan, sandang dan perumahan.
2.    Pemerataan memperoleh pendidikan dan pelayanan kesehatan.
3.    Pemerataan pembagian pendapatan.
4.    Pemerataan kesempatan kerja.
5.    Pemerataan kesempatan berusaha.
6.    Pemerataan kesempatan berpartisipasi dalam pembangunan khususnya bagi generasi muda dan kaum wanita.
7.    Pemerataan penyebaran pembangunan di seluruh wilayah tanah air.
8.    Pemerataan kesempatan memperoleh keadilan.
Keadilan dan ketidak adilan dapat dipisahkan dalam kehidupan manusia karena dalam hidupnya manusia menghadapi keadilan / ketidak adilan setiap hari. Oleh sebab itu keadilan dan ketidak adilan, menimbulkan daya kreatifitas manusia.
C.    BERBAGAI MACAM KEADILAN
a.    Keadilan legal atau keadilan moral.
b.    Keadilan distribusi.
c.    Keadilan komunikatif.
Keadilan ini bertujuan memelihara ketertiban masyarakat dan kesejahteraan umum.
D.    KEJUJURAN
Kejujuran atau jujur artinya apa yang dikatakan seseorang sesuai dengan hati nuraninya apa yang dikatakannya sesuai dengan kenyataan yang ada. Sedang kenyataan yang ada itu adalah kenyataan yang benar- benar ada. Jujur juga berarti seseorang bersih hatinya dari perbuatan- perbuatan yang dilarang oleh agama dan hukum.untuk itu dituntut satu kata dan perbuatan, yang berarti bahwa apa yang dikatakan harus sama dengan perbuatannya. Karena itu jujur berarti juga menepati janji atau kesanggupan yang terlampir melalui kata- kata ataupun yang masih terkandung dalam hati nuraninya yang berupa kehendak, harapan dan niat. Seseorang yang tidak menepati niatnya berarti mendustai diri sendiri.
Pada hakekatnya jujur atau kejujuran dilandasi oleh kesadaran moral yang tinggi, kesadaran pengakuan akan adanya sama hak dan kewajiban, serta rasa takut terhadap kesalahan atau dosa.
Adapun kesadaran moral adalah kesadaran tentang diri kita sendiri karena kita melihat diri kita sendiri berhadapan dengan hal baik buruk.
Berbagai hal yang menyebabkan orang berbuat tidak jujur, mungkin karena tidak rela, mungkin karena pengaruh lungkungan, karena sosial ekonomi, terpaksa ingin populer, karena sopan santun dan untuk mendidik.
E.    KECURANGAN
Kecurangan atau curang identik dengan ketidakjujuran atau tidak jujur, dan sama pula dengan licik, meskipun tidak serupa benar. Sudah tentu kecurangan sebagai lawan jujur.
Curang atau kecurangan artinya apa yang diinginkan tidak sesuai dengan hati nuraninya. Atau, orang itu memang dari hatinya sudah erniat curang dengan maksud memperoleh keuntungan tanpa bertenaga atau usaha? Sudah tentu keuntungan itu diperoleh dengan tidak wajar. Yang dimaksud dengan keuntungan disini adalah keuntungan, yang berupa materi. Mereka yang berbuat curang menganggap akan mendatangkan kesenangan atau keenakan, meskipun orang lain menderita karenanya.
Kecurangan menyebabkan manusia menjadi serakah, tamak, ingin menimbun kekayaan yang berlebihan dengan tujuan agar dianggap sebagai orang yang paling hebat, paling kaya dan senang bila masyarakat disekelilingnya hidup menderita.
Bermacam- macam sebab orang melakukan kecurangan. Ditinjau dari hubungan manusia dengan alam sekitarnya, ada empat aspek yaitu aspek ekonomi, aspek kebudayaan, aspek peradaban, dan aspek teknik. Apabila keempat aspek tersebut dilaksanakan secara wajar, maka segalanya akan berjalan sesuai dengan norma- norma moral atau norma hukum. Akan tetapi, apabila manusia dalam hatinya telah digerogoti jiwa tamak, iri, dengki, maka manusia akan melakukan perbuatan yang melanggar norma tersebut dan jadilah kecurangan.
F.    PEMULIHAN NAMA BAIK
Nama baik merupakan tujuan utama orang hidup. Nama baik adalah nama yang tidak tercela. Setiap orang menjaga dengan hati- hati agar namanya tetap baik. Lebih- lebih jika ia menjadi teladan bagi orang/ tetangga disekitarnya adalah suatu kebanggaan batin yang tak ternilai harganya.
Penjagaan nama baik erat hubungannya dengan tingkah laku atau perbuatan. Atau boleh dikatakan nama baik atau tidak baik itu adalah tingkah laku atau perbuatannya. Yang dimaksud dengan tingkah laku dan perbuatan itu, antara lain cara berbahasa, cara bergaul, sopan santun, disiplin pribadi, cara menghadapi orang, perbuatan- perbuatan yang dihalalkan agama dan lain sebagainya.
Tingkah laku atau perbuatan yang baik dengan nama baik itu pada hakekatnya sesuai dengan kodrat manusia, yaitu :
a.    Manusia menurut sifat dasarnya adalah mahluk moral.
b.    Ada aturan- aturan yang berdiri sendiri yang harus dipatuhi manusia untuk mewujudkan dirinya sendiri sebagai pelaku moral tersebut.
Pada hakekatnya pemulihan nama baik adalah kesadaran manusia akan segala kesalahannya; bahwa apa yang diperbuatnya tidak sesuai dengan ukuran moral atau tidak sesuai dengan akhlak.
Ada tiga macam godaan yaitu deraja/ pangkat, harta dan wanita. Bila orang tidak dapat menguasai hawa nafsunya, maka ia akan terjerumus kedalam jurang kenistaan karena untuk memiliki derajat/ pangkat, harta dan wanita itu dengan mempergunakan jalan yang tidak wajar. Jalan itu antara lain, fitnah, membohong, suap, mencuri, merampok, dan menempuh semua jalan yang diharamkan.
Untuk memulihkan nama baik, manusia harus tobat atau minta maaf. Tobat dan minta maaf tidak hanya dibibir, melainkan harus bertingkah laku yang sopan, ramah, berbuat budi darma dengan memberikan kebajikan dan pertolongan kepada sesama hidup yang perlu ditolong dengan penuh kasih sayang, tanpa pamrih, takwa kepada Tuhan dan mempunyai sikap rela, tawakal, jujur, adil dan  budi luhur selalu dipupuk.
G.    PEMBALASAN 
Pembalasan ialah suatu reaksi atas perbuatan orang lain. Reaksi itu dapat berupa perbuatan yang serupa, tingkah laku yan seimbang.
Pembalasan disebabkan oleh adanya pergaulan. Pergaulan yang bersahabat mendapat balasan yang bersahabat. Sebaliknya, pergaulan yang penuh kecurigaan menimbulkan balasan yang tidak bersahabat pula.
Pada dasarnya, manusia adalah mahluk moral dan mahluk sosial. Dalam bergaul, manusia harus mematuhi norma- norma untuk mewujudkan moral itu. Bila manusia berbuat amoral, lingkunganlah yang menyebabkannya. Perbuatan amoral pada hakekatnya adalah perbuatan yang melanggar atau memperkosa hak dan kewajiban manusia lain.
Oleh karena itu tiap manusia tidak menghendaki hak dan kewajibannya dilanggar atau diperkosa, maka manusia berusaha mempertahankan hak dan kewajibannya itu. Mempertahankan hak dan kewajiban itu adalah pembalasan.
BAB VIII ( MANUSIA DAN PANDANGAN HIDUP )
A.    PENGERTIAN PANDANGAN HIDUP
Setiap manusia mempunyai pandangan hidup. Pandangan hidup itu bersifat kodrati. Karena itu ia menentukan masa depan seseorang. Pandangan hidup artinya pendapat atau pertimbangan yang dijadikan pegangan, pedoman, arahan, petunjuk hidup di dunia. Pendapat atau perimbangan itu merupakan hasil pemikiran manusia berdasarkan pengalaman sejarah menurut waktu dan tempat hidupnya.
Dengan demikian pandangan hidup itu bukannlah timbul seketika atau dalam waktu yang singkat saja, melainkan melalui proses waktu yang lama dan terus menerus, sehingga hasil pemikiran itu dapat diuji kenyataannya. Hasil pemikiran itu dapat diterima oleh akal, sehingga diakui kebenarannya.
Pandangan hidup banyak sekali macamnya dan ragamnya. Akan tetapi pandangan hidup dapat diklasifikasikan berdasarkan asalnya yaitu terdiri dari 3 macam :
1.    Pandangan hidup yang berasal dari agama yaitu pandangan hidup yang mutlak kebenarannya.
2.    Pandangan hidup yang berupa ideologi yang disesuaikan dengan kebudayaan dan norma yang terdapat pada negara tersebut.
3.    Pandangan hidup hasil renungan yaitu pandangan hidup yang relatif kebenarannya.
Pandangan hidup pada dasarnya mempunyai unsur- unsur yaitu,cita- cita, kebajikan, usaha, keyakinan/ kepercayaan. Keempat unsur ini merupakan satu rangkaian kesatuan yang tidak terpisahkan. Cita- cita ialah apa yang diinginkan yang mungkin dapat dicapai engan usaha atau perjuangan. Tujuan yang hendak dicapai ialah kebajikan, yaitu segala hal yang baik yang membuat manusia makmur, bahagia, damai, tentram. Usaha atau perjuangan adalah kerja keras yang dilandasi keyakinan/ kepercayaan. Keyakinan/ kepercayaan diukur dengan kemampuan akal, kemampuan jasmani, dan kepercayaan kepada Tuhan.
B.    CITA- CITA
Menurut kamus umum Bahasa Indonesia, yang disebut cita- cita adalah keinginan, harapan, tujuan yang selalu ada dalam pikiran. Bai keinginan, harapan, maupun tujuan merupakan apa yang mau diperoleh seseorang pada masa datang. Dengan demikian cita- cita merupakan pandangan masa depan, merupakan pandangan hidup yang akan datang.
Antara masa sekarang yang merupakan realita dengan masa yang akan datang sebagai ide atau cita- cita terdapat jarak waktu. Dapatkah seseorang mencapai apa yang dicita- citakan, hal itu bergantung dari tiga faktor. Pertama, manusianya yaitu yang memiliki cita- cita; kedua, kondisi yang dihadapi selama mencapai apa yang dicita- citakan; dan ketiga, seberapa tinggikah cita- cita yang hendak dicapai.
C.    KEBAJIKAN 
Kebajikan atau kebaikan atau perbuatan yang mendatangkan kebaikan pada hakekatnya sama dengan perbuatan moral, perbuatan yang sesuai dengan norma- norma agama dan etika.
Manusia berbuat baik, karena menurut kodratnya manusia itu baik, mahluk bermoral. Atas dorongan suara hatinya manusia cenderung berbuat baik.
Manusia adalah seorang pribadi yang utuh yang terdiri atas jiwa dan badan. Kedua unsur itu terpisah bila manusia meninggal. Karena merupakan pribadi, manusia mempunyai pendapat sendiri, ia mencintai diri sendiri, perasaan sendiri, cita- cita sendiri dan sebagainya.
Untuk melihat apa itu kebajikan, kita harus melihat dari tiga segi, yaitu manusia sebagai mahluk pribadi, manusia sebagai anggota masyarakat, dan manusia sebagai mahluk Tuhan.
    Jadi kebajikan itu adalah perbuatan yang selaras dengan suara hati kita, suara hati masyarakat, dan hukum Tuhan. Kebajikan berarti berkata sopan, santun, berbahasa baik, bertingkah laku baik, ramah tamah terhadap siapapun, berpakaian sopan agar tidak merangsang bagi yang melihatnya.
Namun ada pula kebajikan semu, yaitu kejahatan yang berselubung kebajikan. Kebajikan semu ini sangat berbahaya, karena pelakunya orang- orang munafik. Yang bermaksud mencari keuntungan diri sendiri.
Faktor- faktor yang menentukan tingkah laku setiap orang ada tiga hal .
1.    Faktor pembawaan (hereditas) yang telah ditentukan pada waktu seseorang masih didalam kandungan. Pembawaan adalah hal yang diturunkan atau dipusakai oleh orang tua.
2.    Faktor lingkungan (environment) lingkungan membentuk jiwa seseorang meliputi lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat.
3.    Faktor pengalaman yang khas yang diperoleh. Baik pengalaman pahit yang sikapnya negatif, maupun pengalaman manis yang sikapnya positif.
D.    USAHA / PERJUANGAN 
Usaha/ perjuangan adalah kerja keras untuk mewujudkan cita- cita. Setiap manusia harus kerja keras untuk kelanjutan hidupnya. Sebagian hidup manusia adalah usaha/perjuangan. Perjuangan untuk hidup. Dan ini sudah kodrat manusia. Tanpa usaha/perjuangan, manusia tidak dapat hidup sempurna.
Kerja keras pada dasarnya menghargai dan meningkatkan harkat dan martabat manusia. Sebaliknya pemalas membuat manusia itu miskin, melarat, dan berrarti menjatuhkan harkat dan martabatnya sendiri. Karena itu tidak boleh bermalas- malas, bersantai- santai dalam hidup ini.
E.    KEYAKINAN / KEPERCAYAAN
Kayakinan / kepercayaan yang menjadi dasar pandangan hidup berasal dari akal atau kekuasaan Tuhan. Menurut Prof. Dr. Harun Nasution, ada tiga aliran filsafat, yaitu aliran naturalisme, aliran intelektualisme, dan aliran gabungan.
a.    Aliran naturalisme 
Hidup manusia itu dihubungkan dengan kekuatan gaib yang merupakan kekuatan tertinggi. Kekuatan gaib itu dari natur, dan itu dari Tuhan. Tetapi bagi yang tidak percaya pada Tuhan, natur itulah yang tertinggi. Tuhan menciptakan alam semesta lengkap dengan hukum- hukumnya secara mutlak dikuasai Tuhan.
Bagi yang percayaTuhan, Tuhan itulah kekuasaan teringgi. Manusia adalah mahluk ciptaan tuhan. Karena itu manusia mengabdi kepada Tuhan berdasarkan ajaran- ajaran Tuhan yaitu agama. Ajaran agama ada dua macam yaitu :
1.    Ajaran agama dogmatis, yang disampaikan oleh Tuhan melalui nabi- nabi. Ajaran agama yang dogmatis bersifat mutlak (absolut), terdapat dalam kitab suci Al-Qur’an dan Hadist. Sifatnya tetap tidak berubah- ubah.
2.    Ajaran agama dari pemjuka- pemuka agama, yaitu sebagai hasil pemikira manusia, sifatnya relatif (terbatas). Ajaran agama dari pemuka-pemuka agama termasuk kebudayaan, terdapat dalam buku- buku agama yang ditulis oleh pemuka- pemuka agama. Sifatnya dapat berubah- ubah sesuai dengan perkembangan jaman.
b.    Aliran intelektualisme
Dasar aliran ini adalah logika/ akal. Manusia mengutamakan akal. Dengan akal manusia berpikir. Mana yang benar menurut akal inilah yang baik, walaupunbertentangan dengan kekuatan hati nurani.
c.    Aliran gabungan 
Dasar aliran ini ialah kekuatan gaib dan juga akal. Kekuatan gaib artinya kekuatan yang berasal dari Tuhan, percaya adanya Tuhan sebagai dasar keyakinan. Sedangkan akal adalah dasar kebudayaan, yang menentukan benar atau tidaknya sesuatu. Segala sesuatu dinilai dengan akal, baik sebagai logika berpikir, maupun sebagai rasa (hati nurani). Jadi, apa yang benar menurut logika berpikir juga dapat diterima oleh hati nurani.
F.    LANGKAH- LANGKAH BERPADANGAN HIDUP YANG BAIK
Manusia pasti mempunyai pandangan hidup walau bagaimanapun bentuknya. Bagaimana kita memperlakukan pandangan hidup itu tergantung pada orang yang bersangkutan. Ada yang memperlakukan pandangan hidup itu sebagai sarana mencapai tujuan dan ada pula yang memperlakukan sebagai penimbul kesejahteraan, ketentraman dan sebagainya.
Akan tetapi, yang terpenting seharusnya kita mempunyai langkah- langkah berpandangan hidup ini. Karena dengan mempunyai langkah- langkah itulah kita dapat memperlakukan pandangan hidup sebagai sarana mencapai tujuan dan cita- cita dengan baik. Adapun langkah- langkah itu sebagai berikut :
1.    Mengenal
2.    Mengerti
3.    Menghayati
4.    Meyakini
5.    Mengabdi
6.    Mengamankan
BAB IX ( MANUSIA DAN TANGGUNG JAWAB )
A.    PENGERTIAN TANGGUNG JAWAB
Tanggung jawab menurut kamus umum Bahasa Indonesia dalah keadaan wajib menanggung segala sesuatunya. Sehingga bertanggung jawab menurut kamus umum Bahasa Indonesia adalah berkewenangan menaggung, memikul jawab, menanggung segala sesuatunya, atau emberikan jawab dan menanggung akibatnya.
Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang disengaja manupun yang tidak di sengaja. Tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajibannya.
Tanggung jawab itu bersifat kodrati, artinya sudah menjadi bagian kehidupan masyarakat, bahwa setiap manusia pasti dibebani dengan tanggung jawab. Apabila ia tidak mau bertanggung jawab maka ada pihak lain yang memaksakan tanggung jawab itu. Dengan demikian tanggung jawab itu dapat dilihat dari dua sisi, yaitu dari sisi pihak yang berbuat dan dari sisikepentingan pihak lain.
B.    MACAM- MACAM TANGGUNG JAWAB
Taggung jawab itu dapat dibedakan menurut keadaan manusia atau hubungan yang dibuatnya. Atas dasar ini, lalu dikenal beberapajenis tanggung jawab, yaitu :
a.    Tanggung jawab terhadapdiri sendiri
b.    Tanggng jawab trhadap keluarga
c.    Tanggung jawab terhadap masyarakat
d.    Tanggung jawab kepada bangsa/ negara
e.    Tanggung jawab terhadap Tuhan
C.    PENGABDIAN DAN PENGORBANAN
Wujud tanggung jawab juga berupa pengabdian dan pengorbanan. Pengabdian dan pengorbanan adalah perbuatan baik untuk kepentingan manusia itu sendiri.
a.    Pengabdian
Pengabdian adalah perbuatan baik yang berupa pikiran, pendapat ataupun tenaga sebagai pewujudan kesetiaan, cinta, kasih sayang, hormat, atau satu ikatan dan semua itu dilakukan dengan ikhlas.
b.    Pengorbanan
Pengorbanan berasal dari kata korban atau kurban yang berarti persembahan, sehingga pengorbanan berarti pemberian untuk menyatakan kebaktian. Dengan demikian pengorbanan yang bersifat kebaktian itu mengandung unsur keikhlasan yang tidak mengandung pamrih.  

BAB X ( MANUSIA DAN KEGELISAHAN )
A.    PENGERTIAN KEGELISAHAN
Kegelisahahan berasal dari kata gelisah, yang berarti tidak tentram hatinya, selalu merasa khawatir, tidak tenang, tidak sabar, cemas. Sehingga kegelisahan merupakan hal yang menggambarkan seseorang tidak tentram hati maupun perbuatannya, merasa khawatir, tidak tenang dalam tingkah lakunya, tidak sabar atupun dalam kecemasan.
Sigmund freud ahli psikolanalisa berpendapat, bahwa ada tiga macam kecemasan yang menimpa manusia yaitu kecemasan kenyataan (obyektif), kecemasan neorotik dan kecemasan moril.
a.    Kecemasan obyektif
Kecemasan tentang kenyataan adalah suatu pengalaman perasaan sebagai akibat pengamatan atau suatu bahaya dalam dunia luar. Bahaya adalah sikap keadaan dalam lingkungan seseorang yang mengancam untuk mencelakakannya.
b.    Kecemasan neorotis (syaraf)
Kecemasan ini timbul karena pengamatan tentang bahaya dari naluriah. Menurut sigmund freud kecemasan ini dibagi tiga macam, yakni :
1.    Kecemasan yang timbul karena penyesuaian diri dengan lingkungan.
2.    Bentuk ketakutan yang tegang dan irrasional (phobia).
3.    Rasa takut lain ialah rasa gugup, gagap dan sebagainya.
c.    Kecemasan moril 
Kecemasan moril disebabkan karena pribadi seseorang. Tiap pribadi memiliki macam- macam emosi antara lain : iri, benci, dendam, dengki,marah, gelisah, cinta, rasa kurang.
B.    SEBAB- SEBAB ORANG GELISAH
Apabila kita kaji sebab- sebab orang gelisah adalah karena pada hakekatnya orang takut akan kehilangan hak- haknya. Hal itu adalah akibat dari suatu ancaman, baik ancaman dari luar maupun dari dalam.
C.    USAHA- USAHA MENGHADAPI KEGELISAHAN
Mengatasi kegelisahan ini pertama- tama harus mulai dari diri kita sendiri, yaitu kita harus bersikap tenang.  Dengan sikap tenag kita dapat berpikir tenang,sehingga segala kesulitan dapat kita atasi.
D.    KETERASINGAN
Keterasingan berasal dari kata terasing, dan kata itu adalah kata dasar dari asing. Kata asing berarti sendiri, tidak dikenal orang, sehingga kata terasing berarti, tersisihkan dari pergaulan, terpisahkan dari yang lain, atau terpencil. 
Yang menyebabkan orang berada dalam keterasingan itu ialah perilakunya yang tidak dapat diterima atau tidak dapat dibenarkan oleh masyarakat, atau kekurangan yang ada pada diri seseorang, sehingga ia tidak dapat atau sulit menyesuaikan diri dalam masyarakat.
E.    KESEPIAN
Kesepian berasal dari kata sepi yang berarti sunyi atau lengang, sehingga kata kesepian berarti merasa sunyi atau lengang, tidak berteman. Setiap orang pernah mengalami kesepian, karena kesepian bagian hidup manusia, lama rasa sepi itu bergantung kepada mental orang dan kasus penyebabnya.
F.    KETIDAKPASTIAN
Ketidakpastian berasal dari kata tidak pasti artinya tidak menentu, tidak dapat ditentukan, tidak tahu, tanpa arah yang jelas, tanpa asal- usul yang jelas. Itu semua adalah akibat pikirannya tidak dapat konsentrasi. Ketidak konsentrasian disebabkan oleh berbagai sebab, yang jelas pikirannya kacau.
G.    SEBAB- SEBAB TERJADINYA KETIDAKPASTIAN
Orang- orang yang pikirannya terganggutidak dapat lagi berpikir secara teratur, apalagi mengambil kesimpulan. 
Sebab- sebab orang tak berpikir dengan pasti adalah :
1.    Obsesi
2.    Phobia
3.    Kompulasi
4.    Histeria
5.    Delusi
6.    Halusinasi
7.    Keadaan emosi
H.    USAHA- USAHA PENYEMBUHAN KETIDAKPASTIAN
Orang yang tidak dapat berpikir dengan baik, atau kacau pikirannya ada bermacam- macam penyebabnya. Untuk dapat menyembuhkan keadaan itu bergantung pada mental si penderita.

BAB XI ( MANUSIA DAN HARAPAN )
A.    PENGERTIAN HARAPAN
Setiap manusia mempunyai harapan. Manusia yang tanpa harapan, berarti manusia itu mati dalam hidup, orang yang akan meninggal sekalipun mempunyai harapan, biasanya berupa pesan- pesan kepada ajlli warisnya.
Harapan berasal dari kata harap yang berarti keinginan supaya sesuatu tejadi; sehingga harapan berarti sesuatu yang diinginkan dapat terjadi. Dengan demikian harapan menyangkut masa depan.
Antara harapan dan cita- cita terdapat persamaan yaitu :
•    Keduanya menyangkut masa depan karena belum terwujud.
•    Pada umumnya dengan cita- cita maupun harapan orang menginginkan hal yang lebih baik atau meningkat.
B.    APA SEBAB MANUSIA MEMPUNYAI HARAPAN ?
1.    Dorongan kodrat
2.    Dorongan kebutuhan
3.    Kelangsungan hidup (survival)
4.    Keamanan
5.    Hak dan kewajiban mencintai dan dicintai
6.    Status
7.    Pewujudan cita- cita
C.    KEPERCAYAAN
Kepercayaan berasal dari kata percaya, artinya mengakui atau meyakini akan kebenaran. Kepercayaan adalah hal- hal yang berhubungan dengan pengakuan atau keyakinan akan kebenaran.
D.    BERBAGAI KEPERCAYAAN DAN USAHA MENINGKATKANNYA
Dasar kepercayaan adalah kebenaran. Sumber kebenaran adalah manusia. Kepercayaan itu dapat dibedakan atas :
1.    Kepercayaan pada diri sendiri
2.    Kepercayaan kepada orang lain
3.    Kepercayaan kepada pemerintah
4.    Kepercayaan kepada Tuhan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar